BUSERKEPRI.NET – PALU – Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Setwil Sulawesi Tengah Irfan Denny Pontoh S.Sos menilai, dalam upaya menuju sulteng bangkit, kalangan elit sulawesi tengah diharapkan tetap saling bergandeng tangan.
“Untuk Sulteng. Bangkit, FPII mengajak elit sulteng dari kelompok politik manapun untuk saling bergandeng tangan, ” tegas Irfan saat ditemui di sekretariat FPII Setwil Sulteng, dijalan Zebra Indah I Kota Palu, Sabtu (4/12/2020).
Irfan sangat menyayangkan jika dalam proses menuju sulteng bangkit, masih saja terus terjadi polemik dikalangan elit Sulteng terkait program pengendalian atau penanganan bencana yang dilakukan.
“Sulteng.bangkit nggak akan pernah tercapai, kalo para elit larut dengan perdebatan yang mengarah ke polemik, ” nilai Irfan.
Menurutnya, perbedaaan cara pandang elit daerah terhadap penanganan bencana, sebaiknya diselesaikan secara elegan.”Ayo kita bangkit, stop polemik elit di sulteng” tandasnya.
Irfan yang juga wartawan Media Purna Polri itu, juga mengajak kalangan media untuk ikut menebarkan opini kesejukan dikalangan elit.
Terkait dua tokoh sulteng yang saat ini lagu berpolemik, FPII mengajak untuk duduk bersama dan.berbicara satu meja.
“Longki dan Cudy adalah dua tokoh sulteng yang dihormati, sepatutnya duduk bersama dan berbicara satu meja, untuk menuju sulteng bangkit” harap Irfan.
Sebelumnya, beberapa hari terakhir, ramai dilansir sejumlah media lokal di sulteng terkait polemik antara Gubernur Sulteng H. Longki Djanggola dengan H.Rusdy Mastura Mantan Walikota Palu dua Periode yang juga menjadi bakal calon kuat Gubernur Sulteng dalam Pilkada Tahun 2020 mendatang..
Polemik antar kedua tokoh sulteng, dipicu oleh adanya kritik yang disampaikan H.Rusdy Mastura yang menilai penanganan bencana Sulteng berjalan lamban dan masih jauh dari harapan.
“Dari aspek hak warga korban bencana, penanganannya masih jauh dari yang kita harapkan,” kritik H.Rusdy yang akrab dengan panggilan bung Cudi itu.
Sontak kritik itu ditanggapi keras Gubernur Sulteng H.Longki Djanggola. Dia mengatakan disejumlah media, kalo mau jadi pemimpin jangan asal ngomong dan harus tahu hierarki pemerintahan.
Tidak cukup disitu, bung Cudi pun kembali menanggapi, bahwa memang terdapat cara pandang yang berbeda antara dirinya sebagai aktifis yang melihat dari sisi hak para warga korban terdampak dan cara pandang pemimpin birokrasi yang lebih melihat dari aspek mekanisme dan peraturan.
Sampai saat ini, polemik elit sulteng itu makin viral dan menuai tanggapan warga di berbagai media sosial. @