Legislatif Kepri minta provider gratiskan kuota data belajar daring

  • Whatsapp

Buserkepri.Net – Tanjungpinang – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bidang pendidikan, Wahyu Wahyudin menyarankan provider jaringan telekomunikasi menggratiskan kuota internet untuk mendukung proses pembelajaran dalam jaringan (daring) di tengah pandemik COVID-19.

Menurut dia, dalam kondisi saat ini tidak sedikit dosen, guru, mahasiswa, dan siswa yang kesulitan membeli kuota internet disebabkan kondisi ekonomi tengah lesu imbas COVID-19.
“Namun provider masih tetap diuntungkan, karena dalam kondisi sekarang ini, semua pihak menggunakan akses jaringan telekomunikasi buat beraktivitas,” ujar Wahyu di Batam, Sabtu.

Wahyu pun sudah menyarankan kepada Plt Gubernur Provinsi Kepri, Isdianto segera menyurati provider seperti Telkomsel, XL, dan Indosat untuk memberikan dana CSR-nya.

“Bapak Plt Gubernur harus memastikan proses pembelajaran jarak jauh tetap berjalan di tengah wabah COVID-19 dengan memanfaatkan teknologi dan informasi yang tersedia,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menyebut untuk daerah terluar di Provinsi Kepri seperti Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas yang kerap susah jaringan internet dan komunikasi. Dia menyarankan Dinas Komunikasi dan Informasi dapat bekerja sama dengan provider tertentu buat menyediakan telefon satelit.

“Saya banyak menerima aduan dari guru, orangtua, dan siswa yang tidak punya akses internet untuk menunjang kegiatan belajar dan mengajar di masa COVID-19 ini,” ujar dia.

Salah seorang siswa SMAN di Serasan, Natuna, Vivit Okilasari mengakui jika pembelajaran daring dari rumah terkendala jaringan internet.

Selain disebabkan jaringan yang lemah, sejumlah siswa pun mengeluh tidak bisa membeli paket internet sejak sebulan terakhir belajar dari rumah .

“Tidak sekolah, tidak dapat uang jajan. Biasanya memang disisihkan buat beli paket internet,” ungkap Vivit.

Dia katakan, aktivitas pembelajaran daring saat ini melalui website atau laman. Guru membagikan tugas via website dengan menyertakan link tugasnya, setelah diisi lalu dikirim lagi.

“Kadang guru mengirim tugas melalui WhatsApp. Siswa mengerjakan di kertas, setelah siap, dikirim lagi via aplikasi tersebut,” ujarnya.

Editan : irs

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *